Pages

Senin, 12 April 2010

Latihan Gerak "Kekeluargaan"

I. Latihan Gerak
Di dalam kegiatan Ikatan Keluarga Besar “Kekeluargaan” ada suatu latihan khusus yang disebut dengan Latihan Gerakan yang di barengi oleh dzikirullah.

I.A. Apakah Gerak Itu?
Gerak adalah tanda kehidupan yang ada pada setiap makhluk hidup, yang berada di alam raya ini. Sebagai contoh adalah tumbuh-tumbuhan & hewan, mereka berkembang, bergerak serta makan minumnya hewan itu adalah gerak. Begitu pula halnya manusia, setiap tingkah laku dan tindakan kita pasti diawali dengan gerak.
Jadi dalam hal ini gerak adalah : Setiap perbuatan dan tindakan kita sehari-hari, baik yang buruk maupun yang baik.

I.B. Apakah Dzikir Itu?
Dzikir = Mengingat sesuatu.
Dzikirullah = Mengingat pada Allah SWT.
Dzikirullah dapat dibagi menjadi dua hal, yakni : Dzikir Ucap serta Dzikir Laku.
Dzikir Ucap
Dzikir Ucap adalah mengingat Allah dengan cara membaca kalimat-kalimat Tasbih, Tahlil, Takbir, Tahmid, membaca ayat Al Qur’an dan membaca Asma Ul Husna.
Dzikir Laku
Dzikir Laku adalah setiap tindakan-tindakan kita yang sesuai dengan Sunnatullah (Hukum Allah SWT), seperti contohnya : kita bekerja untuk mencari uang, dengan uang kita dapat membeli makanan dan makan, dengan makan kita dapat hidup, dengan hidup kita dapat beribadah pada Allah, jadi bekerja dengan niat ibadah pada Allah adalah dzikirullah dan banyak lagi perbuatan-perbuatan yang lainnya yang termasuk melaksanakan Sunnatullah dan melaksanakan Sunnatullah adalah suatu ibadah pada Allah SWT.

I.C. Mengapa Kita Melatih Gerak?
Tujuan utama melatih gerak adalah untuk memperbaiki setiap gerak atau perbuatan-perbuatan kita sehari-hari serta meningkatkan keimanan kita pada Allah SWT.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa gerak adalah perbuatan kita yang kita lakukan setiap hari, dengan kata lain gerak adalah perwujudan dari perbuatan kita, kita mohon pada Allah SWT agar dihadirkannya gerak yang tidak di sengaja, membuktikan bahwa Allah itu benar keberadaanNya dengan pembuktian hadirnya gerak yang kita minta (mohon), juga membuktikan bahwa Allah itu memperkenankan setiap do’a dari hambaNya.
Dengan latihan gerak kita akan dapat melihat setiap tingkah laku dan perbuatan kita, baik yang baik maupun yang buruk. Dengan harapan sebagai pembenahan diri sendiri dengan cara mohon pada Allah SWT, agar gerak kita dipelihara dari gerak-gerak yang tidak terpuji serta tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam yang dibarengi dengan taubat dan dzikirullah. (Insya Allah)
I.D. Cara Berlatih :
1. Letakan kedua tangan kita pada posisi sempurna, yakni kedua tangan berada di depan dada kita dalam keadaan terbuka, pusatkan semua indera kita pada kebesaran Allah SWT.
2. Mambaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizatMu, hadirkanlah gerak tidak di sengaja untuk membersihkan diriku”.
3. Bilamana hadir gerakan, diikuti sambil membaca Tasbih dan mohon pada Allah agar gerak kita dipelihara dari gerak yang tidak terpuji, lalu dikendalikan agar tidak ngawur kemana-mana.

II. Latihan Gerak Besar
Latihan gerak besar merupakan latihan lanjutan yang berguna pula untuk menghimpun gerak, tenaga, kemauan serta memantapkan kekuatan bathin.
II.1. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizat-Mu, timbulkanlah Daya Ketinggian dan Kebesaran-Mu pada diriku”.
Himpunlah semua gerak yang timbul dari diri kita, ke dalam dada kita dengan rapi dan renungkanlah betapa besar dan tingginya Kumuliaan Allah SWT, yang telah menciptakan seluruh isi dunia ini dan betapa tiada dayanya kita ini tanpa Allah SWT. Lanjutkan hingga kita mencapai titik konsentrasi, yakni hanyalah ketinggian dan kebesaran Allah SWT yang berada di dalam pikiran dan hati kita.
II.2. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizat-Mu, timbulkanlah Daya Alam Semesta pada diriku”.
Latihan ini berguna untuk membangkitkan semua potensi yang tersimpan di dalam diri kita.
II.3. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizat-Mu, timbulkanlah Ilmu Alam Semesta pada diriku”.
Latihan ini berguna untuk menghadapi kekuatan magic dari para dukun, tenung, dan sebagainya.
II.4. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizat-Mu, timbulkanlah Akal Alam Semesta pada diriku”.
Latihan ini berguna untuk mempertajam daya pemikiran kita dalam menghadapi berbagai masalah sehari-hari.
II.5. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizat-Mu, hadirkanlah Khodir al Ilmul Ghaib pada diriku”.
Khodir al Ilmul Ghaib adalah penguasa dari ilmu ghaib, latihan ini berguna dalam mengobati orang yang terkena tenung (sihir).
II.6. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizat-Mu, timbulkanlah Ya Jabar, Ya Kohar,Ya Aliy pada diriku”
Al Jabar adalah sifat Maha Perkasa dari Allah SWT.
Al Kohar adalah sifat Maha Tinggi dari Allah SWT yang bisa berarti Maha Pemaksa.
Al Aliy adalah sifat Maha Tinggi dari Allah SWT.
Latihan ini berguna agar kita dapat meresapi sifat Allah SWT itu ada di diri kita agar kita senantiasa dapat disegani dan dihargai oleh orang lain.
II.7. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah aku mohon mukjizat-Mu, hadirkanlah cahaya Nur-Mu pada diriku”.
Latihan ini berguna untuk kita agar senantiasa diberikan cahay hati dari Allah SWT serta selalu diberi petunjuk dan hidayah-Nya.

Untuk Diingat
Di dalam kita melatih gerak besar ini diperlukan suatu sikap yang tekun dan teguh agar kita dapat merasakan manfaatnya. Lakukan secara teratur tahap demi tahap, jangan terburu-buru pindah dari latihan yang satu ke latihan yang lain.

Cara Latihan yang Baik
1. Ikuti petunjuk dari para pembina.
2. Dilakukan sebaiknya pada tengah malam hari.
3. Minimal lamanya latihan 1 (satu) jam, jangan kurang.
4. Sandarkan semua pengharapan kita pada Allah SWT semata.
5. Hilangkan pamrih
6. Perbaiki kualitas shalat dan ibadah kita.
7. Sabar dan tawakal.
8. Istiqomah.

III. Latihan Gerak Sempurna
Latihan gerak sempurna merupakan lanjutan dari latihan gerak terdahulu, latihan ini berguna untuk memelihara gerak yang telah kita kuasai, agar dapat tetap menyatu di hati kita. Juga berguna untuk mempertajam panca indera kita hingga membangkitkan indera yang ke-enam, yakni mata bathin.
Untuk melatih gerak sempurna ini haruslah sudah dapat menguasai latihan-latihan gerak dasar dan gerak besar, kalau masih kesulitan di dalam latihan gerak yang terdahulu, sebaiknya jangan melatih gerak sempuna dulu.
Cara Berlatih :
a. Posisi sempurna.
b. Kosongkan segala pikiran kita, hingga yang ada hanyalah kebesaran Allah SWT di pikiran dan hati kita.
c. Membaca :
1. Basmalah.
2. Dua kalimat Syahadat.
3. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu, timbulkanlah gerak yang sempurna pada diriku”.
Setelah timbul gerak ikuti sambil bertasbih dan mohon pada Allah SWT agar semua gerak-gerak yang terpelihara disempurnakan oleh Allah SWT. Lakukan hingga muncul hawa dingin meliputi seluruh tubuh dan diri kita.
Catatan :
Sebelum melatih gerak sempurna perbanyaklahmembaca surat al-Fatihah dan surat al-Ikhlas.
Tinggalkanlah Perbuatan Syirik
Apakah syirik itu?
Syirik adalah perbuatan menduakan Allah SWT.
Salah satu syarat mutlak yang harus kita penuhi untuk dapat bergabung dalam “Kekeluargaan” adalah meninggalkan semua perbuatan syirik seperti sajen, memakai Jimat Isyim dan sebagainya. Karena bila kita masih mengerjakan hal tersebut, kita tidak dapat mengikuti ajaran “Kekeluargaan” itu sendiri, yang haruslah dibarengkan dengan hati yang bersih dari syirik berdasarkan aqidah Islamiyah yakni Ajaran Tauhid.

Firman Allah SWT
“Katakanlah hai Muhammad, maka terangkanlah kepadaku tentang apaa yang kamu seru selain Allah. Jika Allah hendak mendatangkan kemudlorotan padaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudlorotan itu atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya. Katakanlah cukup Allah bagiku, kepada-Nyalah bertawakal orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Az Zumar : 38)

Arti dari ayat ini adalah :
Tidak ada suatu apapun dapat menolak bala setelah turunnya bala itu dan tidak ada yang menghalangi senelum bala itu turun. Tak ada satupun yang dapat melepaskan diri dari kesulitan serta menyampaikan kebaikan kecuali Allah semata, tidak jimat, tidak jin yang kita kasih sajen, juga tidak isyim atau wafaq. Hanya dengan hati yang bersih dari syiriklah kita dapat melihat dan mengenal siapakah diri kita ini sesungguhnya dan siapakah Allah, Insya Allah!!

IV. Latihan Mengontrol Diri
IV.1. Apakah kontrol diri itu?
Kontrol diri adalah melihat dan merenungi diri kita sendiri atau lebih dikenal dengan istilah Tafakur (menekuri diri sendiri). Kontrol diri adalah sarana kita untuk dapat berkaca pada diri sendiri, apa saja yang telah kita lakukan selama hidup ini, apakah memang sesuai dengan ajaran-ajaran Agama Islam atau tidak.
Dengan kontrol diri kita dapat melihat segala kejelekan-kejelekan kita serta kebaikan-kebaikan kita, dengan harapan apa yang jelek dapat kita tinggalkan dan yang baik kita pertahankan dan lebih kita tingkatkan lagi.
Dengan kontrol diri kita akan dapat bertemu dengan jati diri kita yang sesungguhnya, yang didalam istilah “Kekeluargaan” disebut “Aku” atau nafsu mutmainah (jiwa yang tenang) atau pula sukma sejati (jawa).
IV.2. Mengapa Kita Mengontrol Diri?
Dengan mengontrol diri, kita dapat mengontrol perbuatan kita sehari-hari, mana yang seharusnya kita kerjakan dan mana yang tidak.
Dengan mengontrol diri pula kita akan dapat mengetahui semua potensi yang tersimpan di dalam diri kita masing-masing, agar dapat kita manfaatkan dengan baik, sekaligus kita mengikuti salah satu perintah dari Allah SWT. Dalam Firman-Nya : “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berhati yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan”. (Q.S.Adz Dzaariyaat 20-21)
Kalau sudah demikian halnya mengapa kita tidak pernah mau memperhatikannya agar kita mendapatkan keberuntungan?. Hadist Rasulullah ”barang siapa yang dapat mengenal dirinya, maka dia akan dapat mengenal Tuhannya”.
Jadi mengotrol diri merupakan suatu cara dalam rangka kita mempertebal iman kita untuk mengenal Allah SWT melalui tanda-tanda kebenaran-Nya. Dengan dapat melihat diri sendiri, kita akan dapat pula melihat orang lain, termasuk hal-hal yang sifatnya ghaib dan dapat pula menggali kemampuan diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang menurut kebanyakan orang adalah tidak masuk akal (mustahil).
IV.3. Cara Berlatih :
IV.3.a. Membaca :
1. Basmalah.
2. Dua kalimat Syahadat.
3. Mengumpulkan semua gerak dan pusatkan pada hati dan pikiran kita.
IV.3.b. Membaca :
1. Surat Al Fatihah.
2. Surat Al Ikhlas.
3. Istiqhfar dan Takbir.
IV.3.c. Membaca :
“Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu tunjukanlah siapakah diriku yang sesungguhnya”.

Di dalam latihan ini biasanya akan muncul suara hati kita yang akan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kita, dan kemudian akan muncul gambaran dari diri kita sendiri, yang terkadang akan muncul sangat menyeramkan. Ubahlah kelakuan kita sehari-hari agar dalam latihan selanjutnya yang muncul adalah bayangan diri kita seutuhnya. Bila ini sudah berhasil, dalam pengertian sudah tidak ada suara hati yang muncul menceritakan kejelekan kita dan utuhnya gambaran jati diri kita, maka ini dikatakan berhasil, gambaran diri yang utuh itulah yang kita sebut sebagai “Aku”.
Penyusun sangat berharap agar latihan mengontrol diri ini dapat dikuasai dengan baik, karena ini adalah merupakan inti dari latihan-latihan yang kita lakukan di Ikatan Keluarga Besar “Kekeluargaan”. Mudah-mudahan Allah SWT berkenan memberikan rahmat dan hidayah-Nya.

V. Latihan Mengontrol Lanjutan
V.1. Menghadirkan Makhluk Ghaib
Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk membuktikan bahwa kita sebagai manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari bangsa jin dan makhluk Allah lainnya, jadi jangan kita merasa takut kepada golongan jin kafir yakni setan dan sebangsanya. Karena bagaimana kita dapat beribadah sunnah malam hari kalau hati kita masih diliputi oleh rasa takur terhadap jin dan setan.
Caranya :
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu hadirkanlah………… ke dalam diriku”.
Ambil dan himpun gerak sebesar mungkin lalu tarik ke dalam hati kita, setelah hadir cobalah adakan dialog dengan yang hadir tersebut.

V.2. Mengontrol Sesuatu yang tidak Kita Ketahui
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu aku minta maha tahu aku, aku minta penlihatanku adalah penglihatan-Mu, pendengaranku adalah pendengaran-Mu”. Pusatkan pikiran kita pada sesuatu tanpa ragu sampai muncul penglihatan…..

VI. Latihan Gerak Lanjutan
Latihan ini adalah untuk melatih kita agar mampu menyalurkan gerak yang telah lita himpun, agar menyalur ke seluruh tubuh kita. Kemampuan menyalurkan dan menarik gerak ini sangat di perlukan sekali pada saat kita membantu orang yang membutuhkannya.
VI.1. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu dari ujung rambut hingga telapak kaki”.
Salurkanlah gerak yang muncul ke seluruh tubuh kita dari ujung rambut hingga telapak kaki kita, kemudian himpun lagi di rongga dada lalu di salurkan, lakukan secara berulang-ulang.
VI.2. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah rasa panasnya inti api di dalam diriku”.
Berguna untuk menundukan makhluk halus dengan cara menyalurkan rasa panas yang timbul kepada yang dituju.
VI.3. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku pasrahkan diriku dengan atas kehendak dan bimbingan-Mu, Ya Allah Engkau meliputi aku dan aku meliputi Engkau”.
Berguna untuk meningkatkan rasa kepasrahan diri kita kepada kehendak dan bimbingan Allah SWT.

VII. Cara Membantu / Menolong Orang
Dalam kehidupan kita sehari-hari pasti kita banyak menemukan dan menjumpai berbagai macam kasus atau masalah yang dihadapi oleh kita sendiri ataupun orang lain.
Salah satu dari kegiatan Ikatan Keluarga Besar “Kekeluargaan” adalah memberikan bantuan atau pertolongan kepada siapa saja yang memerlukannya sesuai dengan kesanggupan.

VII.1. Menolong Orang yang Kerasukan Jin / Makhluk Halus (Kesurupan)
Bila kita dimintai bantuan untuk menyembuhkan orang yang kesurupan, maka langkah pertama yang kita ambil adalah :
a. Sebelum memasuki ruangan / tempat dimana si sakit berada, terlebih dahulu kita mengambil gerak sambil membaca :
1. Basmalah.
2. Dua kalimat Syahadat.
3. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu
Bila manusia marah, manusia mati.
Bila ilmu marah, ilmu mati.
Bila jin marah, jin mati
Bila setan marah, setan mati”.
b. Kontrol penyebabnya, karena terkadang orang yang sedang kesal dapat juga mengoceh dan mengamuk tidak karuan seperti orang yang sedang kesurupan.
c. Setelah tahu penyebabnya, jika memang kesurupan kita lakukan debagai berikut :
1. Himpun gerak dan salurkan pada telapak tangan kita, pegang dahi si sakit sambil membaca : “Ya Allah, Engkau sumber penyakit, aku mohon sembuhkanlah dia”.
2. Hentikan sambil membaca Allah hu akbar.
d. Kalau karena kesal terhadap sesuatu, maka bacalah :
1. Basmalah.
2. Dua kalimat Syahadat.
3. “Ya Allah, Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, berikanlah kesabaran pada……… dan aku mohon kembalikanlah kesadarannya”.

Begitu pula halnya bila karena di sebabkan oleh ilmu yang dimilikinya, caranya hampir sama dengan yang di atas. Hanya dengan mengganti do’anya sebagai berikut :

VII.2. Menolong Orang yang Kena A’in (Sihir) atau Tenung
Terkadang ada orang yang sakit tapi oleh ilmu kedokteran tidak dapat ditemukan sebab sakitnya, hal ini biasanya disebabkan oleh perbuatan sihir seseorang, untuk mengatasinya lakukan cara sebagai berikut :
1. Kontrol sebab musabab penyakitnya.
2. Bila sakitnya disebabkan sihir yang ringan, cukup dengan cara seperti menolong orang yang kesurupan. Tapi bila cara ersebut tidak berhasil, gunakan cara seperti di bawah ini :
Baringkan, tidurkan si sakit sambil gerak besarlalu letakan kedua telapak tangan kita di atas kepala si sakit. Tarik gerak sambil tetep ditujukan pada badan si sakit lalu gerakan tangan dengan perlahanke arah kaki dan dihentakkan, lakukan tiga kali berturut-turut sampai hilang penyebabnya.

Bila tidak berhasil juga, lakukan cara sebagai berikut :
1. Ambil gerak lalu pegang kedua ibu jari si sakit bersilang di depan dada.
2. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu hadirkanlah Kodir Alimul ghaib pada diriku’.
3. Salurkan melalui kedua buah ibu jari dan dihentakan.
Untuk lebih jelasnya mintalah bimbingan dari para pembina.
Cara-cara seperi di atas dapat dipergunakan dalam hal menolong orang yang sakit apa saja, kecuali tua. Asalkan kita dapat meyakini bahwa Allah itu akan memperkenankan do’a para hamba-Nya. Jadi intinya adalah keyakinan bahwa do’akita akan di ijabah-Nya dan dapat pula mempergunakan do’a sebagai berikut :
1. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, Tuhan dari semua manusia, hilangkanlah segala penyakit, sembuhkanlah, hanya engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali dari-Mu, sembuh yang tidak dihinggapi penyakit lagi, Allah hu akbar”.
2. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, Tuhan dari semua manusia, yang menghalaukan segala penyakit, sembuhkanlah, hanya engkau yang menyembuhkan,tiada yang menyembuhkan kecuali Engkau”.

VII.3. Untuk Menyembuhkan Penyakit yang Kita Rasakan
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. Sambil memegang yang dirasa sakit, “Ya Allah, aku berlindung kepada kemuliaan-Mu dari bahaya dan sakit yang saya rasakan dan saya khawatirkan”.

VII.4. Cara Mengisi Air Penyembuh
Setelah kita pegang (gedor) si sakit, lalu kita buatkan air penyembuh untuk diminumkan pada si sakit.
Caranya :
a. Ambil air putih yang masak dan garam secukupnya.
b. Campurkan air dengan garam secukupnya.
c. Salurkanlah gerak pada air garam tersebut.
d. Sambil membaca : “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu, jadikanlah air garam yang suci dan bersih ini sebagai obat penyembuh dari segala macam penyakit dan dari segala macam kejahatan makhluk-Mu”.
e. Salurkan gerak hingga gerak tersebut hilang.
f. Minumkan sambil membaca dua kalimat Syahadat dan Tahmid.

VII.5. Cara Mengisi Garam Penyembuh
Dipergunakan untuk mengusir atau menolak setiap kejahatan yang disebabkan oleh perbuatan sihir dan sejenisnya.
Caranya :
a. Ambil garam dapur secukupnya.
b. Salurkanlah gerak pada garam tersebut sambil membaca, “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu datangkanlah panasnya inti api ke dalam garam ini sebagai penolak dan pengusir setiap kejahatan makhluk-Mu”.
c. Sebarkan di sekitar rumah atau tempat yang memerlukan, lakukanlah pada waktu tengah malamsambil membaca : “Audzubikalimaattillahi ta’ammatti min syari ma kholaq”. Yang artinya : Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah dari segala kejahatan makhluk-Mu.

VII.6. Untuk Membubarkan Tempat Maksiat (Perjudian, Pelacuran, dsb.)
Caranya :
a. Ambil garam dapur secukupnya.
b. Salurkanlah gerak pada garam tersebut sambil membaca, “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu, datangkanlah panasnya inti api ke dalam garam ini, sebagai pengusir orang-orang yang dzalim, maka hilanglah segala daya dan upayanya, Allah hu akbar”.
Garam kita pergunakan karena sifatnya yang mudah larut sehingga tidak meninggalkan bekas, sebenarnya benda yang lain pun bisa kita pakai sesuai dengan kebutuhan, tapi mengingat sifat garam tersebut, maka kita mempergunakan garam.

VII.7. Cara Mengisi Telur Penerima Sihir
Yang dimaksud dengan telur penerima sihir adalahuntuk mencegah datangnya kembali sumber penyakit yang disebabkan oleh sihir / teluh pada orang yang telah kita bantu sembuhkan penyakitnya.
Dengan adanya telur ini maka apabila sumber penyakit itu datang kembali menuju bekas si sakit, akan diterima oleh telur penerima sihir / teluh ini dan tidak akan mengena pada bekas si sakit.
Cara Membuatnya :
a. Siapkan telur angsa (soang / banyak) yang calang, yakni yang sudah dierami tapi tidak jadi.
b. Membaca : (sambil dipegang dan disalurkan gerak)
1. Basmalah.
2. Dua kalimat Syahadat.
3. Al-Fatihah.
4. Al-Ikhlas.
5. Al-Falaq.
6. An-Nas.
7. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu datangkanlah kadih sayang dan kebesaran-Mu, jadikanlah telur yang Engkau ridhoi ini sebagai sebab penerima segala kejahatan dari berbagai macam sihir dan kejahatan yang berasal dari makhluk-Mu”.
c. Setelah disalurkan dengan gerak, bacakan surat Al-Ashr sebanyak tujuh kali, bila sebelum tujuh kali maka diulang dengan telur yang lainnya.
d. Tanam dalam tanah sekitar rumah si sakit. Bila tidak, dapat disimpan di tempat yang aman.
Apabila cara di atas selalu gagal dengan pecahnya telur secara terus menerus, gunakan cara kedua, yakni :
Cara membuatnya :
a. Sediakan telur angsa yang calang.
b. Kontrol jenis ilmu sihir / teluh yang dilepaskan oleh si pembuat.
c. Setelah tahu jenisnya, carikan antinya, yakni ilmu yang dapat menjadi penakluknya, kemudian salurkan ilmu penakluk tersebut pada telur yang telah disiapkan.
d. Kemudian tanam.
Catatan :
Di dalam mencari telur angsa yang calang harap agak diteliti, karena terkadang penjualnya suka menggantinya dengan telur soang baru lalu dibuat busuk dengan cara menjemurnya. Cari-ciri telur yang calang adalah beratnya ringan dan agak koclok.


VIII. Membantu Problema Rumah Tangga yang Retak(Tidak Harmonis)
Sering kali kita dimintai bantuan mengatasi masalah rumah tangga yang retak atau kurang harmonis, dalam hal ini kita harus sedikit berhati-hati jangan sampai terpengaruh satu omongan saja, kita harus dapat mengontrol sebab musababnya dan bertindak bijaksana.
Berilah nasihat kepada kedua belah pihak secara seimbang setelah kita mengerti permasalahan yang sesungguhnya.
VIII.1. Untuk Mendamaikan Suami Istri
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. Sediakan garam lalu disalurkan gerak sambil membaca, “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu datangkan kasih sayang-Mu ke dalam garam ini, dengan perantaraan garam ini satukanlah hati…………dengan hati…………dan timbulkanlah rasa kasih dan sayang di hati mereka berdua”.
Untuk Diingat : Dapat mempergunakan air, makanan dan lain sebagainya.
IX.2. Suami / Istri tidak Pulang (Minggat)
Caranya :
Panggilah sukma dari suami / istri yang minggat, beri nasihat dan bujuk untuk kembali ke rumahnya, kalau tidak mau paksa dengan kemauan agar ia mau pulang.
(Harap dilakukan pada saat tengah malamdi atas jam 24.00)

IX. Latihan Pernafasan
Latihan pernafasan sangat membantu sekali dalam menunjang apa yang kita pelajari bersama, karena nafas merupakan salah satu penunjang kekuatan gerak kita.
IX.1. Pernafasan Dasar
Caranya :
a. Mengambil gerak besar.
b. Mengatur pola nafas secara teratur yakni sewaktu kita menarik nafas dengan dibarengi kalimat Hu Allah, kosongkan rongga perut kita kumpulkan dan tahan nafas kita di rongga dada selama mungkin, lalu lepaskan dengan perlahan-lahan.
c. Usahakan setiap tarikan nafas lamanya 1(satu) menit.
IX.2. Pernafasan Dasar II
Caranya :
a. Mengambil gerak besar.
b. Caranya sama dengan yang pertama, hanya sewaktu tarik nafas tidak membaca apa-apa tapi waktu membuang nafas membaca lafal Allah.
IX.3. Pernafasan Dasar III
Caranya :
a. Mengambil gerak besar.
b. Pola nafasnya sama dengan dasar I dan II, hanya kali ini tarikan dan membuang nafas membaca Allah.

IX.4. Latihan Pernafasan Lanjutan
Caranya :
a. Duduk bersila dalam keadaan rileks.
b. Tarik nafas sepanjang dan selama mungkin dengan dibarengi membaca kalimat syahadatsebanyak 99 (sembilan puluh sembilan) kali dalam satu tarikan nafas.

Biasanya kita tidak akan mampu melaksanakannya pada tahap awal latihlah dengan sedikit demi sedikit karena bila kita rajin melatihnya pasti akan dapat kita capai. Sedangkan kegunaan khusus dari latihan ini dapat ditanyakan penjelasannya pada para pembina Ikatan Keluarga Besar “Kekeluargaan”.
Catatan : Dalam latihan nafas ini jangan sekali-kali dipaksakan.
“SELAMAT BERLATIH”
“PIKIRKANLAH DENGAN MATANG SEBELUM KITA MENGUCAPKAN KATA-KATA”

X. Untuk Menghadapi Orang
X.1. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. Himpun seluruh gerak yang ada sambil membaca, “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu, maka aku getarkan pada gunung, gunung runtuh, aku getarkan pada batu-batu hancur, aku getarkan pada manusia, maka hilanglah segala dayanya, akalnya,ilmunya dan kesaktiannya”.
X.2. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, kami jadikan Engkau di depan mereka dan kami berlindung kepada-Mudari kejahatan mereka”.
X.3. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu datangkanlah seluruh inti persilatan dalam diriku”.
X.4. Untuk Jalan Malam
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon diriku diisi dengan rasa ghaib”.
XI. Latihan Mengontrol
Latihan mengontrol diri ini sebenarnya fungsinya sama dengan yang pertama, namun latihan ini dapat kita pakai apabila dalam latihan-latihan yang pertama kita mengalami kesulitan.
Cara melatihnya :
a. Melaksanakan puasa sunnah selama 3 (tiga) hari dan pada hari terakhir diniatkan berpantang makan dan minum selama 24 (dua puluh empat) jam atau sehari semalam.
b. Malam harinya sebelum kita mengontrol diri hendaknya mendirikan shalat Tasbih.
c. Membaca :
1. Basmalah.
2. Dua kalimat Syahadat.
“Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu hadirkanlah pada tangan kananku Malaikat Jibril dan Mika’il, dan pada tangan kiriku Malaikat Isro’il dan Isrofil”.
3. “Ya Malaikat Jibril, Mika’il, Isro’il dan Isrofil bantulah aku dalam menghimpun gerak dan menumukan siapakah aku sesungguhnya”.

Himpun gerak yang ada dan salurkan melalui kedua tangan kita di depan pusat hingga terkumpul menjadi satu dan mewujudkan jati diri dan gambaran dari diri kita sendiri.
Latihan ini tidak bolah dilakukan lebih dari 30 (tiga puluh) hari atau satu bulan. Untuk penjelasannya tanya pada para pembina.

XII. Latihan Mengirim Makhluk Halus
Latihan hanya dilakukan untuk antar sesama keluarga besar “Kekeluargaan”, tidak boleh ditujukan kepada orang lain, terkecuali dalam keadaan tertentu (akan dijeladkan pada bagian lain).
Bila kita ingin menguji sampai dimana kemampuan bathin yang kita dapatkan dari hasil latihan, kita dapat mencobanya dengan mengirimkan sebangsa makhluk halus kepada teman-teman kita sesama anggota “Kekeluargaan”.
Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Hadirkan sesosok jin lalu tundukan hingga tunduk dan patuh pada kita.
Hadirkan sesosok jin lalu tundukan hingga tunduk dan patuh pada kita.
b. Bayangkan wajah teman kita yang akan kita kirimkan dengan jelas.
c. Perintahkan jin yang sudah kita tundukan, untuk datang pada tempat teman kita tinggal, dengan perintah misalnya membangunkan teman kita dari tidurnya atau perintah lainnya.
d. Kita dapat mengeceknya dengan menanyakan langsung pada teman kita tersebut apakah kiriman kita sampai atau tidak.
e. Bila belum berhasil jangan segan untuk mengulanginya kembali.
Berhati-hatilah bila teman kita yang kita kirimkan jin tersebut apabila mempunyai anak kecil atau bayi.
Apabila latihan dapat dilakukan dengan baik, maka kita akan dapat pula melakukan kontak bathin dengan teman kita tersebut, dengan catatan teman yang kita ajak berlatih pun mampu mengirim balik. Kita sekaligus dapat mengirim balik. Kita sekaligus dapat mengirimkan pesan melalui jin yang kita suruh.
Jadi latihan dapat dijadikan sarana komunikasi antar teman apabila masing-masing tinggal di daerah yang berjauhan letaknya.

XIII. Latihan Mengontrol Lanjutan
Latihan ini merupakan lanjutan dari latihan mengontrol sesuatu yang ghaib dengan cara yang berbeda, apabila kita mengalami masalah atau kesulita dengan mengontrol mempergunakan gerak kita, maka dapat mempergunakan cara di bawah ini :
1. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
2. Ambil gerak besar kemudian himpun gerak di hati kita.
Salurkan menuju bagian kepala kita sampai terhimpun baik.
3. Perintahkan Aku kita agar keluar dari tubuh kita, untuk mengetahui sudah keluar atau belumdapat kita lihat dengan muncul atau tidaknya gambaran jati diri kita di hadapan kita.
4. Pusatkan pikiran kita pada sesuatu yang akan kita kontrol.
5. Dengan diiringi gerak perintahkan Aku kita untuk mengontrol atau melihat sesuatu yang akan dan ingin kita kontrol.

Dalam latihan mengontrol lanjutan ini mintalah prtunjuk yang lebih jelas kepada para pembina Ikatan Keluarga Besar “Kekeluargaan”.
Latihan konsentrasi yang pernah kita bahas sebelumnya akan sangatlah membantu kita dalam mempelajari latihan ini, karena latihan mengontrol lanjutan ini sangat membutuhkan kemampuan kita dalam berkonsentrasi.
Begitu pula halnya dengan latihan penyaluran gerak, jadi bila kita ingin berhasil hendaklah kita melatih semua petunjuk latihan dan penjelasan-penjelasan dari para pembina dengan tekun, sistematis / beraturan, tahap demi tahap tanpa perlu tergesa-gesa agar nantinya dapat menghasilkan dengan sempurna, Insya Allah!.

XIV. Latihan Keluar
Latihan keluar di dalam Ikatan Keluarga Besar “Kekeluargaan” merupakan bagian yang tersulit untuk dipelajari, dan merupakan latihan puncak yang sangat di idam-idamkan oleh para anggota “Kekeluargaan”.
Latihan keluar dikenal juga dengan istilah Rogo Sukmo (Jawa), atau latihan mengeluarkan sukma kita dari tubuh kita ke tempat-tempat yang kita kehendaki.
Untuk dapat melatihnya diperlukan beberapa persyaratan yang mutlak diperlukan agar dapat latihan ini terlaksana dengan baik, adapun syaratnya adalah :
1. Pengendalian dan penyaluran gerak baik.
2. Pengontrolan diri baik.
3. Pesrah diri dan tawakal pada Allah SWT.
4. Ijin dan bimbingan dari para pembina.
Tanpa hal tersebut hendaknya jangan dahulu mencoba melatihnya, karena sangat beresiko dan sangat riskan.
Caranya :
a. Membaca :
b. Ambil gerak besar dan himpun di hati sampai mencapai titik konsentrasi berupa datangnya sinar atau cahaya.
c. Salurkan gerak ke arah dahi kita sambil membaca, “Ya Allah ya Tuhanku, Tuhan dari semua makhluk, Aku pengikut Nabi Muhammad saw (Syahadat), Aku mohon jagalah tubuhku selama aku pergi, Ya Allah dengan sinar-Mu dan restu-Mu aku pergi ke …….(sebutkan nama dan alihkan konsentrasi pada tempat yang akan kita tuju)”.
d. Membaca Syahadat dengan satu tarikan nafas.
Biasanya pada saat itu sinar yang ada akan mengecil dan melesat pergi menghilang, kita akan tersentak kaget, hati-hati jangan sampai lepas kendali ( tidak sadar ), perbanyak dan pertahankan bacaan kalimat syahadat semakin lama akan semakin baik. Dan ketika nafas kita lepas, sinar yang menghilang tadi akan kembali datang pada kita.
Latihan pernafasan yang pernah kita bahas sebelumnya, akan sangatlah membantu menunjang latihan ini, karena tarikan nafas mutlak dibutuhkan di dalam latihan ini.
Untuk mengetahui apakah latihan kita berjalan lancar sesuai dengan yang kita inginkan (berhasil), cobalah kita mengecaknya pada orang yang kita tuju dalam latihan kita, baik dalam keadaan sadar maupun mimpi, maka kita telah berhasil.
Kalau belum, biasanya Aku atau sukma kita tersebut belum mencapai pada sasaran, yang artinya masih ngawur kemana-mana.
Cobalah untuk secara rutin dan tekun melatihnya, karena ketekunan dan kesabaran merupakan kunci keberhasilan.
Catatan :
Ingatlah untuk mengajak teman yang lebih senior mendampingi kita selama kita melatih latihan ini.

XV. Menghadirkan Sesuatu yang Ghaib Lanjutan
Pada tahap ini kita mencoba untuk melatih menghadirkan sesuatu / makhluk ghain dengan pengkhususan para jin Muslim dan para aulia (orang suci) yang telah mendahului kita (sudah tiada), dengan maksud menimba ilmu pengetahuan dari mereka.
Seperti kita ketahui pada masa lalu banyak sekali cerdik pandai Islam yang pernah hidup, mereka sangatlah tekun beribadah pada Allah SWT, hingga Allah mengkarunakan karomah kepada mereka.
Bila kita dapat menghadirkan mereka, maka kita akan dapat banyak belajar kepada mereka.

Caranya :
a. Mengambil wudhu.
b. Shalat sunnah mutlak 2 (dua) raka’at.
c. Pusatkan gerak hingga yang ada hanyalah aku dalam pikiran kita.
d. Membaca :
1. Basmalah.
2. Dua kalimat Syahadat.
3. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu, hadirkanlah…………..ke dalam diriku”.
4. Tarik dengan gerak sambil mengucapkan assalamu’alaikum wr.wb. Ya………..
Kalau memang mereka berkenan hadir, biasanya kita akan merasakan seluruh tubuh kitaini akan dingin, dan kulit tubuh akan terasa dingin.
5. Berlakulah sopan santun (menyapa dengan sopan dan santun).
6. Jangan lupa untuk mengontrol ulang apakah yang hadir itu sesuai dengan yang kita hadirkan.

XVI. Membuang Susuk
Sering kali kita dimintai oleh orang yang ingin membuang susuknya, karena orang yang pernah memasangnya sudah tiada atau tidak tahu dimana tinggalnya. Seperti kita ketahui memasang susuk untuk penghasilan dan sebagainya adalah dilarang dalam agama Islam, karena perbuatan memasang susuk hukumnya adalah syirik (menduakan Allah).
Cara Membuangnya :
1. Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
2. Ambil gerak lalu tempelkan tangan kita pada tempat dimana susuk itu terpasang.
“Ya Allah, aku mohon hilangkan susuk ini”.
3. Salurkan gerak sambil membaca Al-Fatihah.
4. Tarik secara tiba-tiba lalu sentakkan.
Cara yang terbaik adalah bilamana susuk tersebut baik berupa jarum emas maupun berlian dapat dilepas dengan utuh.
Untuk membiasakannya sering-seringlah melatihnya dengan teman dalam latihan meng-gedor dan menarik gerak, karena latihan ini akan banyak sekali membantu.

XVII. Latihan Gerak dengan Asma’ul Husna
XVII.1. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya Haqq”.
XVII.2. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya Chaaliq”.
XVII.3. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya Barri’Ya Mushawwir”.
XVII.4. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya mu’min Ya Muhaimin”.
XVII.5. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya Aziiz”.
XVII.6. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya Aliim Ya Samii”.
XVII.7. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya Matiin”.
XVII.8. : Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu timbulkanlah daya ketinggian dan kebesaran-Mu pada diriku, Ya Allah Ya Waliyy Ya Hafiizh”.
Keterangan :
Kalimat Asma ul husnah-Nya dibaca berulang-ulang selama latihan.

XVIII. Kumpulan Do’a
1. Agar Disayangi Orang
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Allah huma sinar seminar cahaya diriku, cahaya seribu bintang, cahaya seribu bulan dalam diriku, semua orang asih padaku, semua orang tunduk padaku karena diriku bersinar, cahaya, cahaya ma’rifat nur Muhammad saw”.
2. Doa Menutup Latihan
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. Al-Fatihah.
d. Al-Ashr.
e. “Ya Allah, aku mohon mukjizat-Mu mulai saat ini tetapkanlah dayaku, ilmuku, kegagahanku serta kesaktian-Mu”.
3. Agar Dikakalkan Ibadah dan Dzikir Kita
Membaca :
a. Basmalah.
b. Dua kalimat Syahadat.
c. “Ya Allah, tolong aku untuk tetap berdzikir pada-Mu dan menyempurnakan ibadahku pada-Mu”.

XIX. Penutup
Penyusun sangatlah mengharapkan, dengan tersusunnya buku petunjuk latihan ini, dapat memacu semangat dan persatuan dari para saudara-saudara kita di Ikatan Keluarga Besar “Kekeluargaan”.
Semoga kita dapat mengambil manfaatnya.
“SUNGGUH ADA BEBERAPA HAMBA ALLAH YANG CERDIK, MEREKA MENCERAIKAN DUNIA KARENA TAKUT FITNAH, MEREKA RENUNGKAN,DAN KETIKA ITU MENGERTILAH, BAHWA DUNIA BUKAN TEMPAT TINGGALUNTUK HIDUP ABADI. MEREKA ANGGAP DUNIA INI BAGAIKAN SAMUDERA DAN MEREKA MEMPERGUNAKAN AMAL SALEH SEBAGAI BAHTERAH (PERAHU) UNTUK MENGARUNGINYA”.
Maka setelah nyata demikian keadaan dunia ini, juga keadaan kita sendiri, maka sewajarnyalah bagi seorang mikmin menempuh jalan yang baik dan mengikuti jejakpara salihin dan sebaik-baiknya jalan yang harus ditempuhadalah jalan tuntutan adab yang telah diajarkan oleh Nabi muhammad saw.
Amin ya robbul alamin.




Wassalam’
PENYUSUN

Revisi Januari, 1995 MT. ABRIANTO CH.

Minggu, 14 Februari 2010

profil "KEKELUARGAAN"

I. PENDAHULUAN

Saudara-saudara hadirin yang kami muliakan ,

Sebagai pengasuh utama “KEKELUARGAAN” maka dengan sendirinya saya bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keseluruhan ajaran-ajaran saya, lahir batin, dunia akhirat, yang telah saya berikan kepada para warga “KEKELUARGAAN” yang hingga kini telah tersebar dan berkembang di nusantara kita.

Sebagai pendahuluan, maka perlu saya memberikan sekedar uraian untuk mengungkapkan ajaran-ajaran “KEKELUARGAAN”.

Kita sekarang ini hidup di dalam alam revolusi, ialah Revolusi Indonesia yang beraneka ragam.

Salah satu dari hukum revolusi adalah menjebol dan membangun, mengadakan perombakan total secara menyeluruh,dan yang terpenting dalam perombakan itu adalah: perombakan mental.

Justru pada saat sekarang ini dan pada forum ini, kita berkecimpung untuk mempersoalkan mental, yang disorot dalam sudut kebathinan, kejiwaan dan kerohanian.Kesemuanya itu adalah bersumber pada: CARA BERPIKIR MANUSIA. Dalam pengertian perombakan cara berpikir inilah maka kita menentukan istilah:
Idjtihadj ialah berjuang untuk kebebasan berpikir.

Dasar “KEKELUARGAAN” adalah Al Qur’an dan Al Hadist.

Ajaran-ajaran “KEKELUARGAAN” adalah hasil dari pada penggalian, idjtihadj, dialog dari apa yang tersurat dan tersirat pada Al Qur’an dan Al Hadist.

Pelaksanaan pemberian ajaran-ajaran bagi para warga, didasarkan atas pemberian pengertian yang mutlak (sesuai dengan pikir dan rasa), yang menjadi patokan yang kokoh, untuk pelaksanaan pengamalan Kebesaran-kebesaran Tuhan kepada sesamanya, sebagai pengabdian kepad Tuhan Yang Maha Esa.

Ajaran “KEKELUARGAAN” ini dimulai pada tahun 1951 dan terus berkembang pesat hingga sekarang.

Sehubungan dengan urain di atas maka hadirin pada kesempatan ini akan menemukan pengertian-pengertian yang baru, pengertian mana justru menjiwai serta menjadi patokan-patokan yang kokoh dan teguh bagi ajaran-ajaran “KEKELUARGAAN”.

II. SIMBOL “KEKELUARGAAN”

1. Warna dari corak simbol
Uraian tentang makna dan arti simbol “KEKELUARGAAN”
Pada symbol “KEKELUARGAAN” tersebut tedapat 3 (tiga) macam warna:
 Warna hitam, sebagai dasar menunjukan tanda luhur.
 Warna kuning-emas, menunjukan tanda kebesaran, dengan ini tertulis (arab) “Allah” yang terletak di tengah-tengah symbol.
 Warna putih, menunjukan tanda kesucian.
Dengan warna tersebut digambarkan:
Pertama, garis-garis dari delapan sudut diseling dengan garis-garis kecil (lima) buah. Garis-garis putih ini dimaksudkan: cahaya, yang mengartikan menjurus ke luar maupun ke dalam. Kedua, huruf-huruf latin, nama: “KEKELUARGAAN”.

2. Arti dan corak simbol
Arti dan corak simbol “KEKELUARGAAN” adalah sebagai berikut:
 Cahaya yang menuju ke dalam artinya: “ Setiap warga “KEKELUARGAAN” dari delapan penjuruangin menuju ke arah Yang satu, ialah Allah ”.
 Cahaya yang menuju ke luar artinya: “ Setiap warga “KEKELUARGAAN”berkewajiban membawa Kebesaran Nama Tuhan atau Nama Allah kepada sesamanya, ialah dengan kasih sayang ”.
Dari penjuru ke penjuru di dapat 5 (lima) garis-garis yang diberikan makna dalam pengamalan dan syari’at sebagai berikut:
 Menjurus ke dalam, ialah: rukun islam yang lima, yaitu menuju ke arah Yang satu,ialah Allah: tiada sesembahan lain, semata-mata hanya Allah.
Dengan syarat rukun yang lima itulah , setiap warga “KEKELUARGAAN” diharuskan hidup rukun, merukunkan dan dirukunkan atau hidup bersatu mempersatukan dan dipersatukan, karena syarat untuk menjadi rukunnya umat Islam seluruh dunia itulah rukun Islam yang lima.
Ajaran “KEKELUARGAAN” adlah ajaran Islam, dengan kitab-kitabnya: Al Qur’an dan Al Hadist.
 Menjurus ke luar, ialah:Membawa kebesaran Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, jelasnya: bahwa “KEKELUARGAAN” adalah berkepribadian satu Indonesia dan membawa pengamalan kebesaran-kebesaran bangsa, Negara bersumber pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Menghargai, menghormati, dan sapat bekerja sama dengan penganut-penganut agama lain.

3. Arti dan makna warna simbol
Arti dn makna simbol “KEKELUARGAAN” adalah sebagai berikut:
 Pertama : Warna Hitam adalah tanda luhur, yang diartikan adanya sebuah hukum “KEKELUARGAAN” ialah bahwa setiap warga “KEKELUARGAAN” harus mempunyai atau memupuk Budi Luhur.
 Kedua : Warna Kuning-Emas adalah tanda kebesaran yang diartikan,bahwa ajaran “KEKELUARGAAN” bersumber pada penggalian kebesaran-kebesaran yang Serba Maha.
 Ketiga :Warna Putih adalah tanda kesucian,dalam arti bersih dari segala macam kotoran, yaitu:
 Menuju kearah Allah tanpa diembel-embeli, umpamanya dengan perantaraan benda-benda,roh-roh dan lain-lain.
 Mengamalkan segala sesuatu Kebesaran Allah dengan rasa tulud ikhlas.

III. KERANGKA PENGERTIAN (DEFINISI) ALLAH

1. Allah adalah Nama Perwujudan
Kebatinan, kejiwaan dan kerohanian, ini semua tidak terlepas dari soal Ketuhanan, karena:
Tuhan ( Allah ) sumber dari segala sesuatu;
Tuhan Maha Tahu;
Tuhan Maha Bisa;
Tuhan Serba Ada;
Tuhan Pengasih, Penyayang dan Pengampun.
Pengertian-pengertian “KEKELUARGAAN” tentang Allah, atau jelasnya: KONSEPSI TENTANG TUHAN ATAU ALLAH.
Pengertian dasar Tuhan, ialah sesembahan = yang disembah = yang diagungkan.
Tuhan saya adalah Allah, artinya:
Pertama : Yang saya sembah adalah Allah
Kedua : Yang saya agungkan adalah Allah
Ketiga : Tempat saya meminta dan mengabdi adalah Allah
Disini kita dapat merasakan, bahwa istilah atau nama Allah sebagai suatu nama “ALLAH” yang menjadi tujuan.
Allah sebagai suatu Nama dan Allah sebagai suatu Perwujudan. Nama adalah suatu sebutan dari suatu perwujudan, abstrak maupun kongkrit. Tiap-tiap perwujudan harus mempunyai Kerangka dan Batas-batas.

Jika ada seseorang yang menyebutkan nama, akan tetapi ia tidak dapat memberikan kerangka pada nama itu, maka pengetahuannya akan nama yang disebutnya itu hanya khayalan atau kira-kira belaka, pengertian ini juga dapat dijadikan ukuran keimanan terhadap apa yang diketahuinya, apalagi yang ia yakini.

Kita menyebut Nama “Allah“, kita sama-sama yakin adanya Allah. Maka kita harus dapat membuktikan dan dapat memberikan kerangka pada nama “Allah” tersebut.
2. Arti perkataan “Allah”

Di dalam sastra arab pernah kita temukan uraian sebagai berikut:
Ilah artinya Tuhan, berarti sesembahan atau Yang Disembah.
Allah berasal dari kata-kata: Al dan Ilah, yang disingkat menjadi Allah, yang berarti Maha Sesembahan.

Dengan demikian maka Allah adalah sesembahan yang tertinggi ialah sesembahan yang ada di dalam dan bagi/untuk hidup, kehidupan dan penghidupan. Allah adalah tempat pengabdian diri segala makhluk. Dengan pengertian pendahuluan ini, maka saya akan menguraikan tentang konsepsi tentang Allah dengan pengertian-pengertiannya yang di tinjau dari berbagai sudut, sesuai dengan alam pikiran “KEKELUARGAAN”.

Saya bermaksud dan beriktikad menguraikan Konsepsi tentang Allah ini kepada:
A. Hadirin yang saya muliakan sekarang ini

1. Yang mewakili tentang Ormas-Ormas Kebathinan/Kejiwaan/Kerohanian dan tergabung pada Pakem (Penganut Aliran Kepercayaan Masyarakat) Kejaksaan Tinggi Jakarta;
2. Pemerintah Republik Indonesia lewat Pakem Kejaksaan Tinggi Jakarta dan Para Pejabat Pemerintahan yang berwenang;
3. Para alim ulama dari golongan agama yang disyahkan pemerintah.

B. Nusa Bangsa dan Negara pada Umumnya

C. Umat Islam pada Khususnya

Saya akan coba menguraikan dengan kata-kata yang sesederhana mungkindengan bantuan kerangka atau huruf (arab) “Allah” yang terpapar di depan hadirin semuanya ini.(lihat gambar simbol)

Bagi alam pikiran “KEKELUARGAAN” di dalam idjtihadj-nya, maka kerangka susunan atau tulisan (arab) “Allah” itu merupakan suatu kerangka yang mempunyai arti dan makna serta daya hidup dan yang menghidupkan.
Segala sesuatu yang menyangkut tentang hidup, kehidupan dan penghidupan dapat dicarikan dasar hukumnya dan tergantung pula pada pemikiran kewaspadaan terjurud dari penyorotannya.

3. Dzat, hidup dan 4 unsur-unsur pokok perwujudan, (evolusi kejadian)

Untuk mempermudah kita berbicara tentang apa yang tidak, mari kita mencari jalan dari apa yang ada ialah, Alam Penerangan tentang adanya Alam ini menurut Al Qur’an surat Yunus ayat 3 (10:3) berbunyi:
“Sesungguhnya Tuhan Kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi Syafa’at kecuali sudah ada, izin dari yang demikian itu adalah Allah, Tuhan Kami, maka sembahlah Dia, Apakah kamu tidak mengambil Pelajaran”.

Ternyata dari penerangan ayat tadi, bahwa alam ini terjadi tidak dengan kata-kata “kun” sekali jadi terus berwujud, tetapi dalam Enam hari. Enam hari inipun tidak berarti Enam Hari Letterlek, tetapi Enam Fase (tingkatan atau tahapan) yang berate ber-evolusi.

Jadi sebelum alam ini ada, yaitu masih awing-awang atau kosong yang ada ialah Dzat ysng tidak seumpama apapun juga.(lihat jabar)
Sebelum ada apa-apa di alam ini, yang ada ialah Dzat: Dzat yang tiada seumpama apapun juga, pengerian ini umumnya sudah di luar batas pikiran manusia, dan kita mau tidak mau harus percaya.

Dzat yang tidak seumpama apapun juga ini. Ada dengan sendirinya dan terjadi dengan sendirinya. Dzat yang tidak seumpama apapun pula, yang ada dengan sendirinya dan jadi dengan sendirinya itu dan mengadakan HIDUP.(lihat Tasjid)

Karena adanya hidup, maka terjadilah adanya gerak atau getaran. Kesemuanya ini masih gaib.

Getaran ini Hidup terus dan menimbulkan cahaya: Merah (alif)
Setelah cahaya merah, timbul cahaya: Kuning (lihat Lam awal)
Setelah cahaya kuning, timbul cahaya: Putih (lihat Lam akhir)
Setelah cahaya putih, timbul cahaya: Hitam (lihat Ha)

Cahaya-cahaya tersebut telah dimengertikan unsur-unsur pokok dari setiap perwujudan dalam alam hidup ini.

Merah diartikan : unsur Api
Kuning diartikan : unsur Angin
Putih diartikan : unsur Air
Hitam diartikan : unsur Bumi


4. Allah dan Makhluk Allah

Keempat cahaya tersebut (lihat Alif, Lam, Lam, Ha) yang saling berbenturan karena adanya gerak dan getar (lihat Tasjid) dengan diliputi oleh Dzat Yang Hidup (lahat Jabar) keseluruhan itulah menjadi suatu perwujudan yang dinamakan: Allah (lihat huruf Allah).
Jadi dari Dzat yang tiada seumpama apapun juga (jabar) sampai dengan apa yang kita lihat dan berwujud ini (Allah) adalah satu.
Tidak dan ada adalah satu: inilah yang dinamakan Allah. Jelasnya, seluruh alam ini adalah perwujudan dari yang tidak.

Saudara-saudara,

Kita semua ini adalah perwujudan dari pada Dzat dan Gerak/Getaran dari empat unsur. Itulah menjadikan satu perwujudan inilah yang di katakana, bahwa Tuhan dengan kita tidak ada antaranya lagi; “Urat Leher dan Leher”.
Dengan adanya pembentukan 4 unsur ini,terjalah alam seluruhnya dan terjadilah makhluk hidup mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Benturan-benturan maupun perpaduan-perpaduan 4 unsur iniada tingkatan-tingkatannya, dan demikian pun perwujudan-perwujudan ada tingkatan-tingkatannya; dari makhluk-makhluk yang terendah tingkatannya sampai dengan makhluk-makhluk yang tertinggi, yaitu manusia.

Penjelasan dengan kata-kata yang lain:
Dari yang tidak (jabar ) lalu menjadi gerak/getaran (tasjid)
Dan karena gerak/getaran itu,menimbulkan empat cahaya yang kita beri nama: Api, Angin, Air, Bumi, (Alif, Lam, Lam, Ha).
Empat cahaya adalah empat Unsur Pokok. Yang sebenarnya adalah Empat kekuatan pokok yang ada terdapat dalam Hidup.
Karena adanya Gerak/Getaran, maka berbenturan empat Kekuatan Pokok ini dan timbul suatu perwujudan, Allah namanya (lihat huruf arab “Allah”).
Surat Al Baqarah ayat 115 (2:115);
“Maka kemana pun kami menghadap, disitulah wajah Allah”. Wajah Allah ialah Perwujudan Allah yang kita lihat dan kita temukan. Yang tidak ada dan yang ada adalah merupakan satu kesatuan dan persatuan yang Mutlak, Allah namanya.

Dan dari perwujudan yang kita jumpai dalam hidup, kehidupan dan penghidupan, ialah tidak lain manusialah makhluk yang paling tertinggi itulah yang dikatakan: kita dengan Tuhan tiada antaranya lagi.
Jika diumpamakan, Dzat yang tidak seumpama apapun juga itu: Air, maka kita (perwujudan-perwujudan ini) adalah: Es.
Jadi kita ini adalah pembekuan dari Dzat
Hidup kita adalah Gerak atau Yang Hidup atau Hidup.
Gerak ini digerakan oleh benda yang tidak bergerak, ialah Dzat.
Antara yang tidak bergerak dan yang bergerak adalah satu kesatuan dan persatuan.

Jadi seluruh ala mini adalah SATU PERWUJUDAN atau lebih tegasnya lagi SATU PEMBEKUAN dari TIDAK, diantara mana tidak ada batas-batas pemisah sedikit pun juga dengan yang ADA. Kesemuanya ini adalah suatu perwujudan daripada Allah (secara keseluruhan maupun tersendiri), karena asalnya dari TIDAK menjadi ADA.
Kita ini (perwujudan secara tersendiri), menurut ajaran agama adalah Makhluk Allah.

Makhluk manusia adalah perwujudan yang tertinggi dari setiap adanya perwujudan dalam hidup. Kehidupan dan Penghidupan, seperti yang diterangkan dalam surat: Al Maidah ayat 3 (5:3) “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kami agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu”.

Dalam pandangan kita yang meluas kepada MACRO-COSMOS,maka dapat saya berikan pengertian:

Allah adalah suatu perwujudan yang ada di dalam wadah yang tidak bertepi dengan Dzat-Nya yang meliputi.

Jika panduan kita menuju pada MACRO-COSMOS, terutama kepada diri sendiri, maka kita hendaknya kembali pada pengertian hakekat Tauhid ialah: ” Bahwa setiap perwujudan adalah perwujudan Allah”.

Pengertian akan hakekat Tauhid tersebut adalah dapat dijadikan dasar mutlak bagi pemberian pengertian akan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Demikian secara singkat pengertian atau konsepsi tentang Allah dan “Kekeluargaan”, di tinjau dari sudut Hidup.

Para pujangga Arab telah menentukan (dengan karunia Allah), kerangka atau tulisan Allah dengan susnan huruf-huruf Arab. Kerangka atau susunan huruf (Arab) Allah tersebut tidak akan berubah sepanjang jaman, karena makna, arti dan daya yang memancar dati kerangka tersebut mempunyai suatu daya adanya kesatuan hukum-hukum Hidup, Kehidupan dan Penghidupan.

Umpamanya, Jabar dan Tasjidnya dihilangkan, sisa Alif, Lam, Lam, Ha, ini adalah kerangka yang mati kerangka Hampa yang tidak mempunyai makna, arti dan daya yang Hidup.

Demikian pun jika lerangka tersebut kita terjemahkan atau kita ganti dengan huruf atau bahasa lain, hampa rasanya.

Susunan huruf atau lebih tepat kerangka “Allah” (lihat huruf Arab Allah). Bagi kita semua mempunyai makna , arti dan daya yang Hidup dan Menghidupkan.
Bagi saya khususnya, demikianlah adanya karena saya dapat memberikan penjelasannya tentang penyorotan kerangka itu dari sudut:
 Hidup
 Kehidupan
 Penghidupan
 Lahir-Batin-Dunia-Akhirat
Kesemuanya digali dari apa yang di tersurat dan tersirat pada Al Qur’an dan Al Hadist. Hal ini akan membutuhkan waktu yang khusus dan semoga saya akan berkesempatan untuk berhadapan muka dan berdialog dengan hadirin sekalian de lain waktu.



IV. PENUTUP

1. Wahyu dan Ilham

Saya belum pernah mendapatkan Wahyu karena Wahyu itu tidak ada lagi di dunia ini. Pengertian Wahyu adalah apa-apa yang belum ada di dunia ini, kemudian diadakan.

Tetapi sekarang semuanya sudah sempurna dan komplit, jadi manusia-manusia seperti sekarang ini hanya mendapatkan Ilham dan Petunjuk-petunjuk yang mereka belum pernah dapatkan, tetapi sebenarnya sudah ada di dunia inilah pengertian-pengertian perbedaan Wahyu dan Ilham.

Dengan demikian, maka Uraian saya tersebut adalah hasil: Idjthadj,yaitu:

Hasi dari penggalian-penggalian dan banyak belajar;
Hasil dari bertanya;
Hasil dari penerima dan memberi dengan sesamanya;
Hasil dari pada dialog dengan Kitab Al-quran dan Al-Hadist.

2. Agama dan Kebathinan

Kita yang berada disini umumnya dikatakan sebagai dari Organisasi Massa (ORMAS) atau keyakinan kebathinan,kejiwaan,kerohanian.semua ini tidak terlepas dengan adanya kebesaran Tuhan.
Sumber segala sesuatu adalah Tuhan; dan yang saya maksud Tuhan ialah Allah sesuai denagn pengertian terdahulu.

Kalau bukan karena Allah semuanya dengan sendirinya tidak dapat mencakup yang seolah-olah kita pisahkan. Semuanya mempunyai pengertian satu, ya bathin, ya jiwa, ya roh.

Kebathinan bukanlah Agama, sedang Agama sudah tentu Kebathinan. Jadi setiap penganut adama denagn sendirinya kebathinan, karena agama adalah; Tuntunan Hidup untuk Manusia “lahir-bathin dunia-akhirat”

Ajaran-ajaran memberi petunjuk-petunjuk kepada Umatnya untuk dapat mencapai;

 Kemenangan Lahiriah,
 Kemenangan bathiniah,
 Kemenangan duniawiah, dan
 Kemenangan Ukhrowiah

3. Pengendalian Hawa Nafsu

Seharusnya dengan pengertian atau konsepsi kita tentang Allah, maka perlu saya sekedar mengungkapkan sepintas lalu cara-cara pelaksanaan ajaran “Kekeluargaan”.

Tidak lepas dari pengertian Allah!
Timbul suatu kebimbangan, kekhilafan, yang secara mutlakmemberi refleksi terhadap diri kita berupa pukulan-pukulan lahir maupun batin, adalah dikarenakan si manusia itu tidak dapat mengendalikan “PERPADUAN ATAU PERBENTURAN EMPAT UNSUR POKOK YANG ADA DALAM DIRI KITA”.

Saya yakin bahwa manusia yang dapat mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri itu, dapat juga mengendalikan hawa-nafsu orang lain.

Nama Tuhan atau Nama Allah yang diagung-agungkan, dan orang-orang telah banyak bebicara tentang “Sabda Seucap Nyata”atau”Sabda Pandita Ratu”. Pelaksanaan hal itu, tidak lain dan tidak bukan hanyalah dengan jalan atau dengan cara kita mengendalikan hawa-nafsu yang ada didiri kita sendiri dengan penuh pengertian dan penuh kesadaran.


(alm.Bapak Yoesoef Ratman)

Rabu, 10 Februari 2010

KEPENGURUSAN BARU IKATAN KELUARGA BESAR "KEKELUARGAAN"

SUSUNAN PENGURUS IKATAN KELUARGA BESAR KEKELUARGAAN PERIODE 2010-2014



PENASEHAT:
1. HARDILAN
2. WIDODO
3. BAMBANG R.

PEMBINA UTAMA:
MT. ABRIANTO CH

KETUA:
RUSMIN

WAKIL KETUA:
SUNARNO

SEKRETARIS:
1. BUDI WIYONO
2. SETYARMO

BENDAHARA:
1. SUTRISNO
2. SUYATNO