Pages

Senin, 01 Oktober 2012

Makna dan Hakekat Dewa Ruci di Pewayangan

Makna Ajaran Dewa Ruci Guru Durna memberitahukan Bima untuk menemukan air suci Prawitasari. Prawita dariasal kata Pawita artinya bersih, suci; sari artinya inti. Jadi Prawitasari pengertiannyaadalah inti atau sari dari pada ilmu suci.- Hutan Tikbrasara dan Gunung ReksamukaAir suci itu dikatakan berada dihutan Tikbrasara, dilereng Gunung Reksamuka. Tikbraartinya rasa prihatin; sara berarti tajamnya pisau, ini melambangkan pelajaran untuk mencapai lendeping cipta (tajamnya cipta). Reksa berarti mamalihara atau mengurusi;muka adalah wajah, jadi yang dimaksud dengan Reksamuka dapat diartikan: mencapaisari ilmu sejati melalui samadi.1. Sebelum melakukan samadi orang harus membersihkan atau menyucikan badan dan jiwanya dengan air.2. Pada waktu samadi dia harus memusatkan ciptanya dengan fokus pandangan kepada pucuk hidung. Terminologi mistis yang dipakai adalah mendaki gunung Tursina, Tur berarti gunung, sina berarti tempat artinya tempat yang tinggi.Pandangan atau paningal sangat penting pada saat samadi. Seseorang yang mendapatkanrestu dzat yang suci, dia bisa melihat kenyataan antara lain melalui cahaya atau sinar yang datang kepadanya waktu samadi. Dalam cerita wayang digambarkan bahwasanyaResi Manukmanasa dan Bengawan Sakutrem bisa pergi ketempat suci melalui cahayasuci.- Raksasa Rukmuka dan RukmakalaDi hutan, Bima diserang oleh dua raksasa yaitu Rukmuka dan Rukmala. Dalam pertempuran yang hebat Bima berhasil membunuh keduanya, ini berarti Bima berhasilmenyingkirkan halangan untuk mencapai tujuan supaya samadinya berhasil.Rukmuka : Ruk berarti rusak, ini melambangkan hambatan yang berasal dari kemewahanmakanan yang enak (kemukten).Rukmakala : Rukma berarti emas, kala adalha bahaya, menggambarkan halangan yangdatang dari kemewahan kekayaan material antara lain: pakaian, perhiasan seperti emas permata dan lain-lain (kamulyan)Bima tidak akan mungkin melaksanakan samadinya dengan sempurna yang ditujukankepada kesucian apabila pikirannya masih dipenuhi oleh kamukten dan kamulyan dalamkehidupan, karena kamukten dan kamulyan akan menutupi ciptanya yang jernih,terbunuhnya dua raksasa tersebut dengan gamblang menjelaskan bahwa Bima bisamenghapus halangan-halangan tersebut.- Samudra dan Ular Bima akhirnya tahu bahwa air suci itu tidak ada di hutan , tetapi sebenarnya beradadidasar samudra. Tanpa ragu-ragu sedikitpun dia menuju ke samudra. Ingatlah kepada perkataan Samudra Pangaksama yang berarti orang yang baik semestinya memiliki hatiseperti luasnya samudra, yang dengan mudah akan memaafkan kesalahan orang lain.Ular adalah simbol dari kejahatan. Bima membunuh ular tersebut dalam satu pertarungan yang seru. Disini menggambarkan bahwa dalam pencarian untuk mendapatkan kenyataan sejati, tidaklah cukup bagi Bima hanya mengesampingkankamukten dan kamulyan, dia harus juga menghilangkan kejahatan didalam hatinya.Untuk itu dia harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:1. Rila: dia tidak susah apabila kekayaannya berkurang dan tidak iri kepada orang lain.2. Legawa : harus selalu bersikap baik dan benar.3. Nrima : bersyukur menerima jalan hidup dengan sadar.4. Anoraga : rendah hati, dan apabila ada orang yang berbuat jahat kepadanya, dia tidak akan membalas, tetap sabar.5. Eling : tahu mana yang benar dan salah dan selalu akan berpihak kepada kebaikan dankebenaran.6. Santosa : selalu beraa dijalan yang benar, tidak pernah berhenti untuk berbuat yang benar antara lain : melakukan samadi. Selalu waspada untuk menghindari perbuatan jahat.7. Gembira : bukan berarti senang karena bisa melaksanakan kehendak atau napsunya,tetapi merasa tentram melupakan kekecewaan dari pada kesalahan-kesalahan darikerugian yang terjadi pada masa lalu.8. Rahayu : kehendak untuk selalu berbuat baik demi kepentingan semua pihak.9. Wilujengan : menjaga kesehatan, kalau sakit diobati.10. Marsudi kawruh : selalu mencari dan mempelajari ilmu yang benar.11. Samadi.12. Ngurang-ngurangi: dengan antara lain makan pada waktu sudah lapar, makan tidak perlu banyak dan tidak harus memilih makanan yang enak-enak: minum secukupnya pada waktu sudah haus dan tidak perlu harus memilih minuman yang lezat; tidur padawaktu sudah mengantuk dan tidak perlu harus tidur dikasur yang tebal dan nyaman;tidak boleh terlalu sering bercinta dan itu pun hanya boleh dilakukan dengan pasangannya yang sah. Pertemuan dengan Dewa Suksma RuciSesudah Bima mebunuh ular dengan menggunakan kuku Pancanaka, Bima bertemudengan Dewa kecil yaitu Dewa Suksma Ruci yang rupanya persis seperti dia. Bimamemasuki raga Dewa Suksma Ruci melalui telinganya yang sebelah kiri. Didalam, Bima bisa melihat dengan jelas seluruh jagad dan juga melihat dewa kecil tersebut.Pelajaran spiritual dari pertemuan ini adalah :- Bima bermeditasi dengan benar, menutup kedua matanya, mengatur pernapasannya,memusatkan perhatiannya dengan cipta hening dan rasa hening.- Kedatangan dari dewa Suksma Ruci adalah pertanda suci, diterimanya samadi Bimayaitu bersatunya kawula dan Gusti.Didalam paningal (pandangan didalam) Bima bisa melihat segalanya segalanya terbukauntuknya (Tinarbuka) jelas dan tidak ada rahasia lagi. Bima telah menerima pelajaranterpenting dalam hidupnya yaitu bahwa dalam dirinya yang terdalam, dia adalah satudengan yang suci, tak terpisahkan. Dia telah mencapai kasunyatan sejati. Pengalaman inidalam istilah spiritual disebut “mati dalam hidup” dan juga disebut “hidup dalam mati”.Bima tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya. Mula-mula di tidak mau pergi tetapi kemudian dia sadar bahwa dia harus tetap melaksanakan pekerjaan dankewajibannya, ketemu keluarganya dan lain-lain.Arti simbolis pakaian dan perhiasan BimaBima mengenakan pakaian dan perhiasan yang dipakai oleh orang yang telah mencapaikasunytan-kenyataan sejati. Gelang Candrakirana dikenakan pada lengan kiri dankanannya. Candra artinya bulan, kirana artinya sinar. Bima yang sudah tinarbuka, sudahmenguasai sinar suci yang terang yang terdapat didalam paningal.Batik poleng : kain batik yang mempunyai 4 warna yaitu; merah, hitam, kuning dan putih. Yang merupakan simbol nafsu, amarah, alumah, supiah dan mutmainah. Disinimenggambarkan bahwa Bima sudah mampu untuk mengendalikan nafsunya.Tusuk konde besar dari kayu asemKata asem menunjukkan sengsem artinya tertarik, Bima hanya tertarik kepada lakuuntuk kesempurnaan hidup, dia tidak tertarik kepada kekeyaan duniawi.Tanda emas diantara mata.Artiya Bima melaksanakan samadinya secara teratur dan mantap.Kuku Pancanaka Bima mengepalkan tinjunya dari kedua tangannya.Melambangkan :1. Dia telah memegang dengan kuat ilmu sejati.2. Persatuan orang-orang yang bermoral baik adalah lebih kuat, dari persatuan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, meskipun jumlah orang yang bermoral baik itukalah banyak.Contohnya lima pandawa bisa mengalahkan seratus korawa. Kuku pancanakamenunjukkan magis dan wibawa seseorang yang telah mencapai ilmu sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.